
Alun-alun Tugu Malang pada awalnya hanya terdiri dari sebuah taman bundar yang memiliki air mancur di tengahnya. Tugu yang berada di Alun-alun Tugu Malang saat ini baru dibangun pada tahun 1950-an yang kemudian diresmikan oleh presiden Soekarno.
Tugu ini dapat langsung dilihat dar koridor jalan yang langsung mengarah kearah Alun-alun Tugu Malang dikarenakan posisi dari Tugu ini yang berada di tengah jalan. Dilihat secara fisik Tugu ini berbentuk seperti bambu tajam, menggambarkan bambu runcing yang menjadi senjata khas bangsa Indonesia dalam menghadapi para penjajah dan mengorbankan hidupnya untuk merebut kemerdekaan hingga tetes darah penghabisan.
Posisinya yang berada di pertemuan lima jalan membuat Alun-alun Tugu Malang ini mudah dikenali. Selain nilai historis yang kuat, secara estetika Alun-alun Tugu Malang ini juga cukup kuat. Dilihat dari proporsinya dengan Alun-alun Tugu Malang sudah cukup proposional. Hubungan antara Alun-alun Tugu Malang dan tugunya secara keseluruhan menjadi hubungan yang menyatu.
Tugu ini juga menjadi patokan arah karena posisinya yang berada di pertemuan lima jalan. Orientasi arahnya dibentuk dari kombinasi landmark dengan kelima jalan tersebut Tugu ini termasuk landmark baru yang keberadaannya sesudah proses perancangan kota Malang.