
Hamparan sawah yang indah ini berlokasi di daerah penebel, tabanan, bali. Jatiluwih ini berada diketinggian 700 meter diatas permukaan laut yang berdekatan dengan gunung batukaru sehingga udara disana sangat sejuk. Persawahan di Jatiluwih ini dibuat secara berundak (bertingkat). Daerah persawahan ini memiliki luas 636 hektar. Sistem pengairan sawahnya menggunakan sistem pengairan subak, yaitu sistem irigasi yang berbasis masyarakat.
Dalam subak tersebut memiliki pura yang dibangun khusus untuk dewi kemakmuran dan dewi kesuburan. Keelokan sawah berteras Jatiluwih ini telah dinominasikan masuk dalam daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia. Jatiluwih sebagai objek wisata alam sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda Bali pada tahun 1910-1942.
Jatiluwih ini berasal dari kata “jati” dan “luwih” yang artinya “benar-benar indah”. Disana juga terdapar permainan air yang bisa dinikmati. Objek wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung kenyaman lainnya yaitu tempat parkir, toilet, bale bengong, wantilan untuk beristirahat dll.